
Sekitar 40 persen pesan di Twitter merupakan celotehan yang tidak berguna misalnya seperti ‘Sekarang saya makan sandwich’ atau ‘Sedang menunggu bus kota’. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh sebuah perusahaan periset pasar teknologi asal Amerika Serikat.
Pear Analytics, perusahaan berbasis di San Antonio, Texas itu menyebutkan bahwa mereka mengambil sampel secara acak dari 2.000 pesan yang dimuat di Twitter dan memisahkannya ke dalam enam kategori. Adapun kategori yang disediakan adalah berita, spam, promosi, celotehan tidak berguna, obrolan, dan pesan berantai.
“Dari 2.000 tweet acak yang kami kumpulkan, celotehan tak berguna mencapai 811 tweets, atau sekitar 40,55 persen dari jumlah seluruh pesan,” kata juru bicara Pear, seperti VIVAnews kutip dari Breitbart, 20 Agustus 2009.
Pesan percakapan, yang didefinisikan sebagai tweet yang saling berbalasan di antara pengguna atau yang bertujuan memancing follower pada percakapan tersebut, mencapai 751 tweet, atas sekitar 37,55 persen.
Pear menyebutkan bahwa tweets berantai atau pesan yang di ‘re-tweet’ atau disampaikan oleh user ke follower mereka mencapai 174 pesan atau 8,70 persen. Adapun promosi yang dilakukan oleh perwakilan perusahaan ada di posisi berikutnya dengan 117 tweet atau sekitar 5,85 persen. Tweet yang merupakan pesan spam mencapai 75 tweet atau 3,75 persen, sementara tweet berupa berita yang dikirimkan oleh media massa sebanyak 72 tweet atau 3,60 persen.
Setelah ini Pear berencana untuk melakukan penelitian di setiap kuartal untuk mengidentifikasi tren pada Twitter di mana pengguna dapat mengirimkan pesan sepanjang sampai 140 karakter pada jaringan yang disebut sebagai ‘follower’ mereka.
0 komentar:
Posting Komentar